Legenda Kopi Kothok dan Jahe Jepon ( part 2)

Lain Lubuk Lain belalang, Lain dulu Lain Sekarang, begitulah ucapan warga Jepon yang membandingkan jaman dulu dan sekarang yang sungguh jauh berbeda dan mengalami perkembangan yang pesat.

Era 80an, 90an dan 2000an awal, yang sering ke warung kopi adalah para petani dan bapak bapak yang bisa dikatakan tua karena usia 40an sampai dengan 60an tahun, namun kini hampir semua warung kopi di lokasi strategis  jepon diisi oleh pelanggan ABG ( anak baru gede ) dan anak anak muda. Sedangkan yang tua rata rata ngopi di warung didalam kampung sendiri.

Pak Din salah satu pedagang kopi Jepon bercerita " awal mulanya dulu daerah Jepon ketimur di era 80an sangat sepi, saya kasian melihat mertua saya yang mremo jualan kesana kemari bawa dagangan dari hajatan satu ke hajatan yang lain, dari itu saya sarankan tuk buka warung aja di pinggir jalan meskipun saat itu masih sepi, jualan dari sore hari sampai dini hari".
"Saat itu warung kopi belum ada yang jualan malam, mertua sayalah yg bernama bapak lasiyo yang jualan pertama kali di akhir era 80 an. Perkembangan waktu beberapa saudara dari ayah mertua saya yang dulu pada mremo akhirnya juga ikutan buka warung kopi karena melihat hasil yg lumayan saat itu karena kompetitor masih sedikit" pak Din menambahkan"

"Setelah warkop Lasiyo, akhirnya ada lagi warkop mbah pah, warkop mbah ndun /warkop soler, warung kacang ijo Cak Mardi dll , semuanya masih tetangga sekampung dan sebagian saudara. Perkembangan jaman pedagang kopi ada yg mempertahankan konsep warung kopi tradisional dengan ciri khas gerobak kotak di kanan dan kiri, namun ada pula yang berinovasi dengan jualan warung kopi disertai jualan kuliner malam seperti warung nasi pecel, rawon, soto, asem asem, opor dll".

Pak Din dulu yang menantu sekarang mewarisi usaha mertua yang sudah almarhum tahun 1996. Usaha warung kopi kothok dan Jahenya sudah dikenal banyak masyarakat, mulai kalangan pejabat maupun anak muda dan pengusaha Blora. Kini Usaha keluatga yang sudah di geluti cukup lama sejak akhir dekade 80an sampai 2016 ( sekitar 30 tahunan ) masih bertahan dengan mengandalkan menu utama yaitu warung kopi kothok dan Jahe nya dengan konsep gerobak kotak kanan kiri yang sederhana.

Nah bagi yang penasaran dan mau mencicipi silahkan datang saja ke Jepon dengan lokasi 200 meter sebelah timur pasar Jepon, sebelah kiri jalan raya.

Selamat berwisata Kuliner
Photo Upload Form
Name Koh  Wan
E-mail arfirsyah_young@yahoo.com
Judul Artikel Legenda Kopi Kothok dan Jahe Jepon ( part 2)
Upload Photo FB_IMG_1460469154633.jpg
Comments Lain Lubuk Lain belalang, Lain dulu Lain Sekarang, begitulah ucapan warga Jepon yang membandingkan jaman dulu dan sekarang yang sungguh jauh berbeda dan mengalami perkembangan yang pesat.

Era 80an, 90an dan 2000an awal, yang sering ke warung kopi adalah para petani dan bapak bapak yang bisa dikatakan tua karena usia 40an sampai dengan 60an tahun, namun kini hampir semua warung kopi di lokasi strategis  jepon diisi oleh pelanggan ABG ( anak baru gede ) dan anak anak muda. Sedangkan yang tua rata rata ngopi di warung didalam kampung sendiri.

Pak Din salah satu pedagang kopi Jepon bercerita " awal mulanya dulu daerah Jepon ketimur di era 80an sangat sepi, saya kasian melihat mertua saya yang mremo jualan kesana kemari bawa dagangan dari hajatan satu ke hajatan yang lain, dari itu saya sarankan tuk buka warung aja di pinggir jalan meskipun saat itu masih sepi, jualan dari sore hari sampai dini hari".
"Saat itu warung kopi belum ada yang jualan malam, mertua sayalah yg bernama bapak lasiyo yang jualan pertama kali di akhir era 80 an. Perkembangan waktu beberapa saudara dari ayah mertua saya yang dulu pada mremo akhirnya juga ikutan buka warung kopi karena melihat hasil yg lumayan saat itu karena kompetitor masih sedikit" pak Din menambahkan"

"Setelah warkop Lasiyo, akhirnya ada lagi warkop mbah pah, warkop mbah ndun /warkop soler, warung kacang ijo Cak Mardi dll , semuanya masih tetangga sekampung dan sebagian saudara. Perkembangan jaman pedagang kopi ada yg mempertahankan konsep warung kopi tradisional dengan ciri khas gerobak kotak di kanan dan kiri, namun ada pula yang berinovasi dengan jualan warung kopi disertai jualan kuliner malam seperti warung nasi pecel, rawon, soto, asem asem, opor dll".

Pak Din dulu yang menantu sekarang mewarisi usaha mertua yang sudah almarhum tahun 1996. Usaha warung kopi kothok dan Jahenya sudah dikenal banyak masyarakat, mulai kalangan pejabat maupun anak muda dan pengusaha Blora. Kini Usaha keluatga yang sudah di geluti cukup lama sejak akhir dekade 80an sampai 2016 ( sekitar 30 tahunan ) masih bertahan dengan mengandalkan menu utama yaitu warung kopi kothok dan Jahe nya dengan konsep gerobak kotak kanan kiri yang sederhana.

Nah bagi yang penasaran dan mau mencicipi silahkan datang saja ke Jepon dengan lokasi 200 meter sebelah timur pasar Jepon, sebelah kiri jalan raya.

Selamat berwisata Kuliner



 

Posting Komentar

0 Komentar