Memimpin Dan Membimbing Kunci Sukses Een Production


Eni Martini biasa dipanggil Mbak Een sedang mengawasi karyawannya menyelesaikan pewarnaan batik

Kemampuan dalam mengolah bisnis tidak hanya monopoli kaum adam, kaum hawa pun juga bisa menjalankann roda usaha. Hal inilah yang tercermin pada diri Eni Marrtini. Seorang pengusaha batik disainer fasion. Walau ia harus berperan ganda, sebagai ibu, istri dan wanita karier, ia tak keberatan melakukannya.

Masa Kecil

Eni Martini dilahirkan di Blora tanggal 7 Agustus 1979. Eni Martini adalah anak ke dua  dari dua bersaudara dimana ia adalah anak perempuan satu-satunya. Namun keluarganya sangat disiplin dalam membangun pendidikan anak-anak
nya.
Eni Martini sendiri termasuk anak yang cerdas dan aktif. Ia suka sekali berorganisasi seperti Pramuka dan OSIS. Setelah lepas SMA, Dyah kemudian melanjutkan ke Akademi Kesejahteraan Sosial (AKS) Ibu Kartini Semarang.

Menikah dan Berbisnis

Eni Martini kemudian bertemu jodoh di Blora yaitu dengan Andri Eko Susilo. Mereka kemudian menikah. Setelah menikah, suami Eni Martini Sangat mendukung apa yang dilakukan istri tercintanya tersebut. Berbisnis dari suatu hobi dan sebagai cita-cita sejak kecil memberikan kenyamanan dan kebanggaan tersendiri bagi dirinya.
Eni Martini kemudian harus belajar lagi, pada tahun 2009 Eni Martini mendatangkan tutor dari  jogja untuk membimbing dirinya. Setelah mahir  Eni Martini memproduksi batik ciptakan dirinya sendiri. Batik yang diciptakan ibu dari 3 anak ini memberikan nama batik samin.
Dari sinilah akhirnya Eni Martini mempunyai rumah mode yang bertajuk rumah mode “Een Production”. Dengan kegigihannya yang mendapat dukungan dari suami dan keluarganya Eni Martini siap bersaing didunia industry dengan siapa saja dan dari mana saja.
Selain berbisnis, wanita yang telah dikaruniai 3 anak yaitu bagus riendra Bagaskara, Chaisar Riendra Anjasmara, dan Satria Riendra Dimas Anggara (Alm)  ini juga senang berorganisasi. Istri dari pengusaha rental mobil ini begitu sibuk dengan urusan bisnis dan organisasi seperti  perkumpulan canting luhur,organisasi perkumpulan yang dibentuk untuk para pengusaha batik Biblora. 

Kunci Sukses

Dyah sebagai direktris Een Production  benar-benar demokratis dalam memimpin para karyawannya. 50 (lima puluh) karyawannya sangat cocok dengan kepemimpinannya yang dengan lembut dapat membimbing bagaiman cara yang tepat menangani sebuah batik dan cara yang baik menjahit sebuah pakaian supaya terlihat apik dan elegan. Ketegasannya untuk menjaga mutu kualitas produknya ini tidak menjadikan para karyawan takut dan dendam. Dari 50 (lima puluh) Karyawan malah merasa senang dan nyaman karena tidak melulu diperintah namun juga diberi ruang untuk berkembang. Pantaslah para karyawannya betah kerja dengannya.

Posting Komentar

0 Komentar