Pencak Silat Anak-anak, Melestarikan budaya bangsa

Anak Didik IPSI sedang giat berlatih
Di suatu sore, di sebuah padepokan silat, beberapa anak sedang berlatih Seni Silat tunggal IPSI di bawah arahan beberapa dari seorang pelatih.

Mereka adalah anak-anak dari tingkat SD-SMA yang sedang berlatih untuk bertanding beberapa hari lagi.  Untuk yang SMA akan maju ke laga O2SN propinsi jawa tengah, Yang SD-SMP berlatih untuk O2SN tingkat Kabupaten Blora.

Olah raga pencak silat adalah olah raga bela diri asli dari Indonesia.  Sudah banyak warga negara asing yang juga tertarik mempelajarinya.  Karena pencak silat bukan olah raga asal gebak-gebuk.  Dalam pencak silat ada seni menyerang dan bertahan dengan variasi yang lebih unik dibanding olah raga bela diri lainnya.
Sayangnya minat anak-anak dan remaja tidak terlalu besar terhadap pencak silat dibanding kepada olah raga bela diri lainnya.

Di ajang Popda dan O2SN, hanya sedikit atlet anak-anak yang ikut meramaikan cabang seni tunggal pencak silat, salah satu cabang yang dipertandingkan pada dua event tahunan ini.  Padahal begitu banyak perguruan pencak silat yang tumbuh di kota Blora, salah satunya Tapak Suci Putra Muhammadiyah, salah satu perguruan silat di bawah asuhan Yayasan Pendidikan Muhammadiyah.

Perguruan ini bahkan mempunyai banyak unit latihan di kota Blora, termasuk di semua sekolah Muhammadiyah.

Tidak banyak anak yang tertarik, kalau pun anaknya tertarik, orang tua pun tidak serta merta mengijinkan anaknya ikut berlatih.

Yang belum banyak dipahami bahwa masyarakat awam memandang pencak silat sama dengan olah raga bela diri pada umumnya yang hanya mengandalkan kekuatan dan taktik.  Padahal dalam pencak silat adalah olah seni, di mana serangan dan pertahanan terlihat indah dan mematikan.  Tidak sekedar memukul, menendang dan mengunci.  Ada banyak tehnik guntingan, jatuhan dan serangan yang bahkan seperti tarian.

Sayang memang, sebuah olah raga asli dari negeri ini, harus susah payah dikembangkan di tanah kelahirannya sendiri.

Pengirim :  Liza Hartono

Posting Komentar

0 Komentar