Gallery Een Production |
Kota Kabupaten Blora dikaruniai kekayaan alam yang melimpah – ruah. Mulai dari panorama di puncak–puncak tertinggi Blora, sampai lembah–lembah pertanian nan subur. Di dalam perut bumi Kabupaten Blora terkandung minyak bumi dan di permukaannya terhampar barang tambang dan hasil alam yang kaya. Tak hanya itu, hampir di setiap desa di Kabupaten Blora terdapat hutan Jati yang menghijaukan Kabupaten Blora. Gambaran kekayaan alam ini menginspirasi para seniman Blora untuk menggambarkannya dengan banyak cara, salah satunya dengan menggoreskan kekayaan alam ini dihamparan kain.
Eni Martini (Een) |
Eni
Martini (36), Seniman sekaligus pengusaha batik Blora ini menggambarkan
kekayaan alam Blora melalui hasil karyanya. Beragam motif dan corak dia
hasilkan melalui tangan terampilnya. Mulai dari motif Barongan, Motif Daun
Jati, Motif Lingkaran Tahun pada batang – batang pohon jati yang telah
dipotong, Motif Gelam (kulit pohon Jati) dan Motif Gembol (Akar Jati) berbaris rapi di
etalasenya.
Mbak
Een Panggilan akrab Eni Martini membuka
rumah mode bertajuk “ Rumah Mode Een Production “ di Jantung Kota Blora, Jalan
Gunandar Rel Ban no.22 Kota Blora. Dibantu suami tercinta, Andri Eko Siswanto
dan lima puluh karyawannya, Mbak Een memperkenalkan seni Batik Blora ke banyak
kota di tanah air.
Selain
kota-kota dinusantara karya mbak Een juga sudah melalang buana kenegeri
tetangga, sebagai oleh-oleh khas dari kabupaten blora. Pemesanan batik khas
Blora dari Korea juga sudah pernah diterima oleh mbak een, walaupun hanya sekedar
oleh-oleh . Untuk menangani pemesanan dari negeri lain mbak Een masih
terkendala dengan perizinan eksport dan bahasa belum 100% dikuasainya.
Memiliki
sebuah gallery Rumah mode dan menjadi seorang fasion disainer adalah
angan-angan Mbak Een sejak kecil. Mulai dari sekolah Dasar (SD) mbak een sudah
hoby melukis, dan berkeinginan menjadi fasion desainer. Dilanjut sekolah
menengah pertama (SMP dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Lulus SMA Mbak een
langsung mencari kampus yang bisa menopang hobi dan cita-citanya tersebut.
Karyawan Een Production menlakukan proses pewarnaan |
Minat
Mbak Een pada dunia seni busana dibuktikannya dengan memutuskan untuk berkuliah
di Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini, Semarang. Keputusan yang sudah
matang dipikirkan ini dapat dibuktikan dalam proses pendidikannya, Ibu yang ditinggal
anak bungsunya ini tercatat sebagai salah satu mahasiswa berprestasi. Selain
belajar di institusi yang sejalan dengan bakatnya, prestasi ini semakin terasah
dengan kegemarannya menggambar motif – motif batik khas Jawa.
Tidak
lama setelah kelulusannya, mama Bagus Riendra Bagaskara segera kembali ke
Kabupaten Blora dan menjalankan usaha tata rias dan menjahit pakaian. Pada awal
tahun 2009, Mbak Een memulai memproduksi batik sendiri, dengan berbagai mofif
pilihan. Motif-motif ini diambil dari inspirasinya dari pohon jati.
Karyawan Een Production sedang melakukan aktifitas kerja |
Dukungan
dari banyak pihak pun berdatangan. Pada tahun 2010, Mbak Een dan banyak
organisasi wanita dan PKK mendapatkan pelatihan membatik yang didukung oleh
Pemerintah Kabupaten Blora. Kegiatan pelatihan ini, ditindaklanjuti oleh Mbak Een
dengan membuat sebuah bengkel batik, pada awalnya Mbak Een hanya dibantu tiga
orang karyawan. Sekalipun tidak mudah menjalankan usaha Batik di Blora, dengan
tekun Mbak Een menjalankan usaha ini. Sampai saat ini karyawan Mbak Een
berjumlah 50 (lima puluh) orang.
Kepada
LIFESTYLE, Mbak Een menyampaikan
beberapa kendala dalam pengembangan usaha Batik di Kabupaten Blora. Beberapa
kendala yang dialami Ibu 3 Anak ini antara lain, Bahan baku membuat batik sulit
didapatkan di Kabupaten Blora. Sumber Daya Manusia yang memiliki ketrampilan membatik
masih tergolong langka. Dan Gaji karyawan batik cukup tinggi di Kota Blora ini.
Kendala yang sampai saat ini masih dialami Mbak Een pembuangan limbah tinta
batik. Limbah tidak dapat diproses penjernihannya secara maksimal sehingga
masih menimbulkan efek yang merugikan bagi masyarakat sekitar. Untuk
mengantisipasi permasalahan dengan warga sekitar suami Mbak Een membuang
limbahnya yang dikemas dalam jerigen besar ke TPA.
Workshop Een Production |
Seiring
berjalannya waktu, kendala–kendala tersebut berhasil ditaklukkan oleh Mbak Een.
Saat ini, Batik Blora karya Mbak Een dapat dijumpai di pameran–pameran produk
seni Kabupaten Blora, bahkan dalam sebuah eksibisi yang bertaraf nasional.
Sebagai
masukkan kepada pemerintah, Mbak Een menyarankan agar Pemerintah Kabupaten
Blora mempromosikan Batik Blora dengan langkah yang lebih inovatif, salah
satunya dengan memberi nama batik yang menggambarkan ikon Kabupaten Blora. Mbak
Een mencontohkan dengan memberi nama Batik Samin sebagai ikon batik Blora.
Penggagas
Rumah Mode Een Production ini memiliki obsesi batik Blora harus bisa
disandingkan batik-batik nasional yang sudah terkenal lebih dahulu. Dan Harapan
dari ibu 3 anak ini batik Blora bisa terkenal dan laris manis serta bisa go
internasional.
Pengusaha
Batik di Blora sangat disuport dari pemerintah kabupaten. Perkumpulan pengusaha
Batik yang dikenal dengan perkumpulan canting Luhur di fasilitasi pemerintah
Blora mulai dari tempat kumpul, snack, dan makan setiap pertemuan tiap
bulannya. Dukungan dari Pemerintah Blora sangat besar dan membantu pengusaha
batik Blora.
“Dengan
nama batik samin, ikon Blora akan langsung ngeh di peminatnya. Nama Batik Blora
terlalu formal dan terkesan kaku, samin yang telah memiliki nama di kancah
nasional akan mendorong dikenalnya nama Batik Samin sebagai ikon batik di
Kabupaten Blora “ ungkapnya
Pengembangan
dan pemeliharaan kekayaan intelektual non bendawi merupakan kewajiban setiap
generasi penerus. Dengan langkah promosi yang tepat dan pelatihan yang
intensif, kerajinan Batik dapat menjadi salah satu kebanggaan Blora, juga
sebagai pilihan usaha yang menjanjikan.
0 Komentar