Faktor Penyebab Pengangguran Di Blora

Blora Updates
Rickcy Herdian Zendra Putra - Penulis      ||          Istimewa
Bekerja sebagai Engineering
Heavy Equipment


Pada setiap tahunnya angka pengangguran di negara kita ini bukan malah semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Apalagi setiap tahunnya banyak diantaranya teman-teman atau adik-adik kita yang baru lulus dari jenjang pendidikan.khususnya di Kabupaten Blora.

Disini saya akan membahas tentang beberapa faktor yang mempengaruhi sektor pengangguran di Blora.
Dalam segi penyebab, pengangguran dapat kita bedakan dalam segi yang berbeda-beda, diantaranya yaitu sebagai berikut:
•    Pengangguran friksional: pengangguran tersebut yaitu pengangguran yang dapat terjadi ketika tingkat kebutuhan tenaga kerja telah penuh. Dimana proses tersebut telah terjadinya pemogokan kerja untuk menuntut perusahaan dalam keinginannya untuk menaikan upah.
•    Adanya perubahan teknologi: kejadian ini dapat terjadi ketika tenaga kerja manusia digantikannya dengan tenaga-tenaga mesin. Itu yang menyebabkan banyaknya orang yang menganggur.
•    Pengangguran struktural: pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi.
•    Pengangguran musiman: kejadian ini dapat terjadi ketika permintaan tenaga kerja dari setiap perusahaan berkala, misalnya mereka menjadi pengangguran ketika terjadunya selang antar musim.
•    Pengangguran siklus: kejadian ini dapat terjadi ketika adanya perubahan-perubahan dalam tingkat perekonomian.
Di Kabupaten Blora sendiri jumlah pengangguran disebabkan oleh beberapa faktor,di antaranya adalah :
1.    Salah Pergaulan

Salah pergaulan juga bisa menjadi penyebab angka pengangguran di Blora tinggi,hal ini terjadi karena tidak sedikit anak muda di Blora cenderung suka nongkrong,yang dimaksud suka nongkrong disini adalah nongkrong negatif atau bisa dibilang melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan (minum-minuman keras dll),ini fakta yang terjadi di lapangan khususnya di daerah-daerah pinggiran atau perdesaan dan tidak sedikit juga di daerah perkotaan.

Faktor ini akan membuat pola pikir anak muda menjadi kurang efektif dan cenderung ke arah hal yang buruk bagi anak itu sendiri.menurut saya solusi yang tepat untuk merubah pola pergaulan ini yaitu pemerintah harus lebih aktif lagi untuk mendukung lembaga kepemudaan seperti karang taruna,dimana karang taruna harus dikelola dan dikembangkan dengan baik,hal ini akan mendorong anak muda lebih baik lagi dalam pergaulan.

Jika saja karang taruna tersebut dikelola dengan baik dan dikembangkan dengan cara modern seperti halnya mengelola sebuah perusahaan dimana didalamnya mengajarkan cara berorganisasi bahkan lebih dari itu maka pemuda di Blora akan memiliki modal yang kuat untuk bekerja bahkan mendirikan sebuah perusahaan.contoh halnya saja organisasi pemuda Blora Updates yang mengembangkan organisasi tersebut dengan technology internet.
Logo Kopra

2.    Gengsi Mencari pekerjaan

Tidak sedikit orang yang enggan bekerja pada tempat yang menurutnya kurang layak bagi dirinya, lebih memilih menganggur dibandingkan bekerja kasar (yang halal) yang tidak sesuai dengan keinginannya,ya hal ini hanya gengsi semata.

Banyak pemuda Blora yang memiliki skill dan background pendidikan dari perguruan tinggi ternama,hal inilah yang mengantar anak muda gengsi untuk menacari pekerjaan di Blora atau keluar daerah. Kenapa saya berani bilang begitu? ya pada dasarnya siapa sih yang nggak mau kerja di tempat yang baik dan memiliki gaji besar atau menjadi PNS,

Di Blora lulusan sarjana rata-rata ingin menjadi seorang PNS, padahal ketersediaan lapangan kerja sebagai PNS tidak akan mampu memenuhi permintaan  pencari kerja yang berkeinginan menjadi PNS. Kalau si pencari ini gagal dalam saringan PNS, kemudian ia tetap ngotot untuk menjadi PNS, maka dia akan menunggu kesempatan tahun berikutnya  tanpa berkeinginan mencari pekerjaan lain. Sudah dapat di duga, kalau saja semua berpikir seperti ini, maka terjadilah penumpukan permintaan tenaga kerja sebagai PNS.

Contoh lain mungkin dapat kita lihat untuk beberapa posisi favorit misalnya menjadi pegawai bank dan perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia. Kalau semua pencari kerja ngotot untuk posisi favorit ini dan tidak mau melirik lowongan yang lain. Akibatnya jelas terjadi penumpukan tenagakerja pada satu sektor.  Siapa yang mau disalahkan? Penyedia tenaga kerjakah? Atau malah pencari kerja itu sendiri ? Saya ingin sekali menyinggung perilaku pencari kerja ini.

Apa yang melandasi hal ini? Saya coba menggali dari beberap sumber langsung. Antara lain beberapa teman, kenalan bahkan saudara, yang antara lain berpendapat demikian :

•     Gensi dong, kuliah tinggi-tinggi masak harus kerja sebagai kasir? Ya jelas minimal supervisor gitu.
•     Apa artinya sekolah, kalau hanya mendapat pekerjaan yang biasa-biasa saja, semua orang punya
       keinginan untuk mendapat tempat kerja yang baik dan layak
•     Jelas sekali, tempat dimana kita kerja menunjukan keberadaan kita, kelas sosial kita. Beda kerja di
      pabrik sama kerja jadi kantoran dong.
•     Ya kalau gak lolos kali ini, kan masih ada tahun depan. Masih muda kan
•    Ahh biar gaji rendah, tapi perusahaannya punya nama. Kantornyapun elit
•    Saya memang sejak sekolah dan kuliah bercita-cita untuk di situ, wajar kalau saya tetap ngotot untuk terus mencoba meraih lowongan itu
•    Orang tua saya gak mau saya bekerja di perusahaan yang gak terkenal, maunya saya dapat perusahaan yang punya nama
•     Gengsi, pacar saya punya posisi yang bagus dan kantor yang bagus. Masak dapatnya yang jelek?
Beberapa ungkapan diatas ini, menunjukan pencari kerja memiliki nilai dan harapan tersendiri. Sebenarnya sah-sah saja, namun terlalu berlebihan jika dipaksakan. Apalagi mempertimbangkan gengsi dan persaingan tidak sehat secara sosial.
Saran saya janganlah gengsi untuk mencari pekerjaan,Pada dasarnya Pekerjaan mencari kayu di hutan lebih baik nilainya di mata Allah SWT, ketimbang menganggur dan menjadi beban orang lain.  Dalam sebuah hadits beliau bersabda:
“Yang sangat menakutkan atas umatku adalah banyak makan, lama tidur, serta malas bekerja. Pengangguran akan menjadikan seorang manusia keras hati.”(HR. At-Tirmidzi)
3.    Takut mencoba hal baru

Kebanyakan masyarakat di Blora kurang memiliki keinginan untuk berubah dan maju, sehingga terkadang ia hanya ingin mengerjakan hal-hal yang hanya membuatnya nyaman padahal pekerjaan itu tidak memiliki prospek baik untuk pengembangan diri maupun ekonomi mereka secara signifikan. Mereka cenderung takut mencoba hal yg baru meskipun mereka akan dibantu melalui proses itu.

Kenapa hal ini bisa terjadi. Tak lain pendidikan mereka yang rendah sehingga pikiran mereka tidak terbuka untuk melakukan pengembangan diri meskipun dengan bekerja keras. Atau kalaupun mereka mengenyam pendidikan, mungkin pendidikan yang mereka terima hanya membentuk mereka dengan mental warisan kompeni, yaitu cuma mau jadi pekerja saja, tak ingin berjuang merintis membuka lapangan usaha sendiri.

Memang pada ujung-ujungnya hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk bisa menjamin rakyatnya menikmati pendidikan yang memadai dan dengan kurikulum yang secara sistematis membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan mampu bekerja keras mencapai kemajuan.

4.    Tidak Memiliki Modal

Alasan pertama dalam mendirikan usaha adalah modal, padahal nyatanya, modal usaha tidaklah sebatas uang cash. Diri kita dengan segala kelebihannya, kredibilitas nama baik kita, dan jaringan yang kita miliki adalah modal yang paling mendasar dan paling dibutuhkan selain modal uang cash.

5.    Karena Cinta

Pepatah mengatakan “Cinta Itu Buta” ya menurut yang saya pernah alami memang benar cinta itu bisa membutakan kita dalam segala hal, salah satunya dapat berdampak pada sulitnya kita mencari pekerjaan,disaat kita memiliki pasangan yang sulit kita tinggalkan untuk bekerja maka kita akan kesulitan dalam mencari pekerjaan.

Saran saya yaitu lebih baik kita mencari masa depan yang lebih baik dulu dan soal percintaan kita tinggalkan dulu dech, apalagi jaman sekarang, kalau kita sudah memiliki segalanya wanita mana sih yang nggak ngejar cinta kita hehehe……

Dari sini kita dapat belajar bagaimana sangat pentingnya dari mulai pergaulan kita sampai masalah percintaan, mungkin pendapat orang berbeda-beda mengenai permasalah ini, namun tujuannya tetap sama.

Saran saya untuk masyarakat Blora khususnya untuk anak muda di Blora, marilah kita mulai dari sekarang tinggalkan hal dapat membuat masa depan kita hancur dan marilah kita bersama-sama mengangkat nilai ekonomi keluarga kita dari sekarang,jangan malu dalam berusaha dan jangan menyerah untuk menggapai cita-cita kalian.

Ingat “Kemalasan membuat seseorang begitu lamban sehingga kemiskinan segera menyusul”

Salam Sukses.

Penulis:   Rickcy Herdian Zendra Putra
Editor : Muji Anggara

Posting Komentar

0 Komentar