Memperkenalkan Cokoten, Syarifudin Ahmad Asal Ngawen Optimis Berwiraswasta


Blora Updates - Mau karyawan atau swasta adalah pilihan. Disaat passion telah disadari dan berani melangkah, maka bekerja itu banyak ragamnya dan bisa dijalankan serta dinikmati. Dijumpai malam minggu kemarin di Alun Alun Blora. Pedagang " Cokoten " yang bernama Syarifudin Ahmad berbagi cerita inspirasi kepada pembaca Blora Updates.

 " Tahun 2013 lulus kuliah, saya diterima kerja di salah satu Bank swasta sebagai marketing lending di Sragen. Selama 2 tahun bekerja dan membina biduk rumah tangga, saya pulang pergi Sragen - Blora karena kerja di Sragen dan keluarga di Blora. Dari sini saya merasakan kelelahan. Keinginan kuat tuk berkumpul dengan keluarga, akhirnya saya memutuskan tuk resign kerja di Sragen dan Melompat ke perusahaan lokal di Blora. Di Blora saya kerja di lembaga jasa keuangan, biasanya disebut leasing. Nah saya di leasing tersebut akhirnya keluar juga per April 2016.  Yah alasannya sebenarnya sederhana. Saya mulai merasakan kurang nyaman bekerja di profesi yang menurut sebagian orang adalah daerah abu abu berkaitan riba.

Kemantapan saya hengkang kerja di perusahaan jasa keuangan telah saya siasati. Sebelum mundur sebagai karyawan saya sudah memulai sedikit sedikit berwiraswasta. Saat merasa mantap, kini fokus swasta aja lebih seru.
Berwiraswasta/ pengusaha memiliki peluang untuk membuka lowongan kerja bagi orang lain.
Saya kepengin arahnya kesitu hehehe.... " Terang Pria alumni UMS jurusan pendidikan ini sambil tersenyum.

"Alhamdulillah dengan jualan Es, Grosir Brambang dan Cokoten untung perbulan bisa mengimbangi hasil kerja di perusahaan. Bahkan kalau pas moment moment tertentu bisa dapat lebih dari hasil kerja sebagai karyawan. Lelah dan pusing bekerja sebagai wiraswasta sudah biasa. Sama saja kaya dulu kerja jadi karyawan. 
Intinya semangat dan optimis pasti bisa", ucap warga kec Ngawen yang mengidolakan Bob Sadino.

Ditanya bab cara kerja dengan detail pria berusia 24 tahun menceritakan aktifitasnya, "Jual Es dipagi hari. Es yang saya jual 2 macam. Es loli yang dikirimi dari Rembang dan es krim cup buatan sendiri. Es loli di bungkus plastik kemasan dan es krim di beri wadah Cup. Harga es loli & es krim cup Rp. 1000. Sementara ini dititipkan di 7-10 sekolahan. Penjualan es loli 200-250 pcs perhari. Penjualan es krim cup 100-200 Cup perhari.

Sambil menawarkan Keripik Cokoten ke kami, Syarifudin dengan senyum melanjutkan cerita " siang menjelang sore ambil brambang di Sragen dan saya jual ecer di Ngawen dan sekitarnya. Sore dan malam jualan jajan camilan. Semua kulakan, repacking sementara dijual di toko2, warung kopi, dan angkringan. Sementara yang paling laris keripik belut ".

" Khusus cokoten, keripik ini dijual via online dan di Alun Alun Blora hari Sabtu malam dan Minggu pagi. Keunggulan cokoten ini keripiknya renyah, rasanya pas tidak over bumbu, tersedia empat rasa (asin, keju, keju pedas, dan balado), isinya banyak 160gr, bungkusnya dilengkapi zip lock. Cukup Rp 9000 ", tutur penggemar sepak bola satu ini yang berencana ke depan, buka toko Snack di garasi rumah dan repacking Snack dengan kemasan plastik yang lebih baik.

"Doain lancar ya mas", sambil berpamitan menitipkan kartu nama bilamana ada rekan rekan yang pengen jadi agen Cokoten atau bisnis yang Syarifudin Ahmad Geluti.
Foto Wiraswastawan Syarifudin Ahmad asal Ngawen

Posting Komentar

2 Komentar

  1. boleh mnt kontaknya kah? sy ingin jd agen cokoten. email sy wsyalala89@gmail.com

    BalasHapus