Semangat Kerja Halal Buyut Sarmini, Penjual Baju Bekas & Botol Bekas Air Minum


Blora Updates - Semangat Pantang Menyerah dan Optimis dalam berkarya dimiliki pejuang kehidupan Mbah Buyut Sarmini. Meskipun malam jam 01:00 wib dingin menusuk tulang, namun mbah yang pikun ini sudah berjibaku mencari rizki. Jumpa disalah satu warung nasi emperan pasar Jepon, simbah yang membawa selendang dan berkebaya ini dengan senyum membara menjawab agak terbata bata. Sinar mata yang teduh masih rela diajak ngobrol meskipun dengan agak keras kita bila ingin ngobrol dengan beliau. 

"Mbah daleme pundi? dan Namine sinten?" tanya  Edi penikmat nasi pecel disebelahnya. " "Sarmini nang, Omahku wetan kono", jawab buyut yang ditafsir sekitar 90 tahun usianya yang sembari menambahkan jawaban bahwa beliau memiliki dua cucu.

"Ndok ki duitku mau susuke ndi? " , tanya mbah Sarmini kepada pedagang nasi. yang pikun bahwa duit yang diserahkan 5 ribu dan dia kira 10 ribu. "Pas mbah mau duite 5 ewu ", pedagang nasi menjawab. Selesai bayar simbah yang tidak pernah menggunakan jaket dan selalu bersendal jepit ini pamitan dan jalan kaki menyusuri gelap dan dinginnya gang jalanan pasar.

Mencari informasi bagaimana sosok mbah Sarmini, tim Blora Updates bertanya kepada pedagang nasi malam, Sasmiyani namanya. Ani demikian biasa dipanggil bercerita " Mbah kui langgananku. Omahe Rw 02 Kelurahan Jepon. Yen dibayari atau digratisi ga tau gelem nak mangan ning kene. Biasane nak ono sopir sing kenal yo do maringi duit mas".

Ani perempuan muda usia 31 tahun ini menambahkan, " Mbah Sarmini nak mergawe mangkat bengi jam 00:30 wib, mengko baline awan sekitar jam 10:00 wib. Dodolane di Selokan depan Gereja tanpa payon /atap, Sebelah tembok pasar Jepon. Dodolane kayata : Botol bekas ngombe ( rongsokan ), kunir, laos ( bumbu dapur ), Krai, klambi bekas sing diwenehi tanggane, dll. Sebenere wes dipenging karo anak anak e, tapi memang semangate buat mergawe ga bisa ditahan. Pengen golek duet dewe ben iso nggo tuku jajan. Ga pengen ngribeti anak putu. Nek yahmene jualan digelar tapi kadang disambi sluku karo turu nunggu dagangan.

Meskipun dagang tengah malam seorang diri dan sepi tanpa menggunakan lampu / listrik, Namun semangat buyut Sarmini mampu menyinari hati kita. Semoga semangat bekerja halal buyut Sarmini senantiasa menjadi tauladan kita semua dalam berkarya.








Siap Menjadi Mitra Penyalur Santunan Anda


Posting Komentar

0 Komentar