50 Tahun Nguri uri Seni Budaya, Kehidupan Mbah Panirah tak Semegah Gema Seni Budaya Blora ( Potret Blora )


Blora Updates - Siang tadi mampir dan berkunjung ke Pelestari Seni Blora. Beralamat didukuh Ngelobener kelurahan Jepon kecamatan Jepon Kabupaten Blora, Pria lanjut usia bernama Mbah Panirah mempersilahkan pinarak, dan meninggalkan aktifitasnya dandan/reparasi salah satu gamelan jawa yaitu kendang. Didalam rumah berdinding papan dan triplek renggang warna kusam dan berlantai tanah, Kakek yang sudah tidak kuat mengayuh becak seperti yang dilakoni masa mudanya ini, memilih fokus bertani dan jaga gudang las tiap malam di sebelah kantor dinas pertanian dengan upah 250 rb sebulan.


Mbah Panirah pelestari seni Blora serba bisa. Darah seni cukup kental mengalir dari orang tua. "Ket enom nganti saiki ijeh di ajak main kethoprak. Paling sering melu group karawitan. Kadang yo nabuh acara Tayub. Kadang yo disambat group Barongan kono kene kon rewang nabuh ( additional player ) ", ucap pelestari seni sejak muda hingga kini sekitar kurun waktu 50 tahunan.

Kini kakek berusia sekitar 65 tahunan, dan memiliki 7 cucu ini juga rajin berbagi ilmu kepada siapa saja. Selain itu beliau juga kerap membuat alat gamelan berbahan tong bekas dan kulit hewan. Hampir semua alat gamelan bisa dibuatnya. Tang ting tang ting cara test nada gamelan dan pakem gamelan dia perlihatkan ke kami.

" Aku seneng nak ono sing gelem nguri uri budaya Blora, sing penting duwe semangat. Nak ono sing jaluk warah yo siap. Semenjak Blora rame bab Barongan, akeh sing do dolan mulai nyambat alat, dandake alat, tuku alat, njaluk warah gus. Wingi dikon ngulang cah sekolah nang seputar wilayah Jepon, Ds. Perantaan, Ds. Puledagel, dll. Opo maneh wayah Agustusan,  Kirab HUT Blora, Suronan, Wayah Gasdeso lan Usum duwe gawe, arang leren!!!. Nak pas wayah sayah/kesel yo leren gus ", sambil menunjuk motor lawas diseberang seperangkat gamelan yang dimiliki, sebagai teman kliter kliter mulang bocah bocah latihan gamelan lan barongan.


Seni budaya Blora berasal dari tangan tangan terampil dan setia bertahan dengan profesi. Namun kadang ironis banyak yang tidak mau melirik dunia seni budaya sebagai profesi karena hasil yang tidak bisa dipastikan. Terlebih di Blora pelestari seni budaya sebagian besar masih dinilai murah. Ironis bukan, bila seni budaya lokal populer, namun kehidupan pejuang pelestari seni memprihatinkan ?!!!. Semoga keadaan seperti ini bisa segera mengetuk hati pemerintah dalam memberikan perhatian dan dukungan. Bisa berupa penghargaan, tunjangan, bantuan alat, dll, Biar kelak Seni budaya Blora senantiasa lestari dan berkembang serta mampu mengharumkan nama Blora secara luas.

Posting Komentar

0 Komentar