Pasar Unik nan Menggelitik di Salatiga

Pasar Tiban yang terletak di Sepanjang Jalan JLS (Jalur Lingkar Selatan) - Salatiga. [ISTIMEWA]
[Blora Updates] SALATIGA – Tidak sulit mencari letak Pasar Tiban, masyarakat setempat menyebutnya Pasar JB. Pasar ini terletak di sepanjang jalan Jalur Lingkar Selatan Salatiga, tepatnya di simpang empat Kecandran sampai dengan simpang empat Pulutan. Untuk makna dari penamaan pasar ini tidak ada. Hanya saja mempermudah untuk pengucapan, yakni tiban yang diambil dari kata Jawa, artinya datang secara tiba-tiba.
Pasar yang dirintis pada tahun 2011 ini tergolong unik. Sebab tidak buka setiap hari seperti pasar pada umumnya, yakni hanya di hari Minggu pagi saja. Segala jenis barang dagangan yang dijual di pasar unik tersebut, yakni mulai dari sandang (pakaian), pangan (kuliner), mainan anak–anak, bahkan sepeda motorpun turut diperjual–belikan, dan masih banyak yang lainnya, kecuali barang yang dilarang negara dan norma agama.
Kenapa pasar ini buka hanya di hari Minggu saja ? Dulu memang pernah dicoba untuk beroperasi setiap tanggal merah, namun pedagang yang datang lebih banyak daripada pengunjung. Sehingga diputuskan buka hanya hari Minggu saja.
Suasana Pasar Tiban di ruas jalan, tampak orang-orang sedang menjalankan proses jual-beli. [ISTIMEWA]
Sekitar pukul 02.00 dini hari, para pedagang sudah berdatangan untuk mempersiapkan barang dagangan. Mulai dari anak kecil sampai dengan orang dewasa berkumpul untuk melakukan tugasnya masing-masing, ada yang berjualan dan ada juga yang membeli. 
Memang awalnya proses tersebut berjalan tidak tertib, saling berebut lapak antar pedagang satu dengan yang lain. Kemudian karang taruna setempat turun tangan untuk menangani masalah tersebut. Setelah ditangani, barulah tertib dan tidak ada pertengkaran antar pedagang yang berebut lapak.
Keunikan yang lain yakni ketika awal berdirinya pasar tersebut, sempat mendapatkan perlawanan keras dari beberapa pihak seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Perhubungan Kota Salatiga. Namun di sisi lain, walikota serta DPR pada saat itu, justru merestui dan mendukung secara penuh pendirian pasar unik tersebut.
“Selama saya menjabat sebagai walikota 5 tahun ke depan, pasar ini tidak akan saya gusur,” janji Yulianto (Walikota Salatiga) pada saat mendatangi suatu acara yang diadakan di Pasar Tiban.
Setelah hal tersebut, akhirnya Satpol PP dan Dishub turut merestuinya. Bahkan sekarang mereka menjadi tameng, jika di pasar tersebut terjadi suatu permasalahan dan kerusuhan.
Untuk mempermudah dalam membina rumah tangga di pasar ini, kemudian dibentuk Paguyuban Margomulyo, beranggotakan antara lain anggota dewan, kepala desa setempat, anggota karang taruna, tukang parkir, dan seluruh pedagang kurang lebih sekitar delapan ratus orang. Dalam waktu sebulan sekali, paguyuban ini mengadakan rapat untuk membahas kemajuan pasar.
Sedangkan untuk mempermudah pengawasan, paguyuban tersebut membaginya menjadi tiga bagian, yakni lingkar tengah JLS ke arah selatan sampai ujung, termasuk kawasan Sidomukti. Lalu Lingkar tengah JLS ke arah utara sampai simpang empat Pulutan, termasuk kawasan RW III–Pulutan. Kemudian simpang empat Pulutan ke utara sampai ujung, termasuk kawasan RW II–Pulutan.
Reporter (kiri) bersama kameraman, saat liputan di Pasar Tiban pagi tadi, Minggu (06/05). [Doc. L17'UN]
Keunikan yang menggelitik lainnya yakni Pasar Tiban ini dapat diliburkan secara tiba–tiba oleh paguyuban yang mengelolanya, ketika ada event besar di Kota Salatiga dan membutuhkan ruas jalan tersebut.


Kontributor

LAKNA 17 ‘UN  

Posting Komentar

0 Komentar