Beberapa karya Todung Gulthom, yang ia torehkan dalam bidang fotografi/potret-memotret dan disebar luaskan di sosial media miliknya. [Doc. Sosmed Pribadi] |
Om Todung merupakan sapaan akrab dari Todung Gultom, fotografer handal dan profesional dari Kota Salatiga, Jawa Tengah, yang banyak sekali karyanya. Potret–memotret merupakan hobinya. Namun dari hobi tersebut, ia mampu bertahan hidup dan mampu menghidupi keluarganya.
Sudah amat banyak bahkan tidak terhitung lagi berapa karya yang telah ia hasilkankan. Yang jelas, segudang foto yang pernah ia torehkan sepanjang karirnya di jagad fotografi.
Om Todung merupakan fotografer berbakat yang namanya terus berkilau seiring makin banyaknya kreasi di bidang fotografi yang telah ia hasilkan. Sehingga berdampak namanya kian meroket di dunia fotografi. Meski demikian, fotografer sejuta kreasi dan prestasi ini tetap hidup bersahaja. Wajar saja jika ia sangat akrab dengan masyarakat sekitar, karena kepada siapa pun, ia selalu menaruh hormat. Tidak ada gelamor sama sekali layaknya penampilan artis ibukota yang kerap dipertontonkan di media.
Kesederhanaan Todung Gulthom dalam berpakaian saat sedang menjalankan tugasnya sebagai fotografer profesional di Pemandian Senjoyo, Selasa (15/05) kemarin. [Doc. L17'UN] |
Tidak hanya itu saja, penampilan dan gaya berpakaiannya pun tergolong amat sederhana, tidak seperti model berpakaian mewah yang ia jadikan objek dalam karyanya. Ketika Om Todung sedang menjalankan tugasnya sebagai fotografer profesional, ia selalu berpakaian yang sederhana, namun tampak pantas dan enak dipandang mata.
Todung Gultom ketika sedang menyampaikan materi tentang teori-teori fotografi di depan kelas, Rabu (09/05) minggu lalu. [Doc. L17'UN] |
Selain menjadi fotografer, ia juga mengajar di salah satu perguruan tinggi agama di kota tempat ia tinggal. Kehandalannya yang menjadikan Om Todung, dilirik oleh perguruan tinggi tersebut.
“Kepiawaiannya (Todung Gultom , –red) dalam bidang fotografilah yang kami lirik untuk membantu mengajar di kampus IAIN Salatiga ini, khususnya Fakultas Dakwah jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)” terang Maryatin, Ketua Program Studi KPI.
Ia mengajar mata kuliah yang tidak jauh dari hobinya, yakni Fotografi Jurnalistik untuk konsentrasi jurnalistik dan Photography and Prosessing untuk konsentrasi broadcasting.
“Fotografi itu sebenarnya tidak perlu kita pelajari, karena kita bisa saja meniru dari foto–foto milik orang lain, misalnya dari instagram, facebook dan lainnya. Namun kita mempelajari fotografi itu untuk membuat karya kita menjadi beda dengan orang lain. Kalau bahasa kita nyeleneh, tujuannya agar menjadi ciri khas kita dan dilirik sama orang lain supaya menggunakan jasa kita, jadi kita bisa dapet uang deh. Hehee,” jelas Om Todung dengan logat Salatiga serta banyolan khas darinya.
Penulis bersama Todung Gulthom. [Doc. L17'UN] |
Menurut Om Todung, fotografer itu ada dua macam, yakni fotografer professional dan amatir. Fotografer professional adalah tukang foto yang dibayar, bagaimanapun hasilnya, ia mendapatkan upah dari hasil memotretnya. Sedangkan fotografer amatir adalah tukang foto hanya untuk hobi saja dan tidak mendapatkan bayaran. Sebagus apapun hasilnya, namun tukang foto tersebut tidak mendapatkan upah dari hasil memotret yang telah ia lakukan.
Kontributor
LAKNA 17 ‘UN
1 Komentar
Sangat membantu. Bang L.TULAS
BalasHapus