'Filosofi Barongan' dalam Penarikan KKN Unwahas

MULAI : Seni Barong 'Sekar Joyo' dari IMPARA Semarang tampil dalam Penarikan KKN Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang. Sabtu (02/09) kemarin.
[ISTIMEWA] 

SEMARANG - Seni Barong 'Sekar Joyo' dari Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Blora (IMPARA) Semarang kembali tampil untuk kesekian kalinya di salah satu rangkaian Kuliah Kerja Nyata (KKN), setelah tahun kemarin juga ikut serta dalam penutupan KKN di Plalangan. Sabtu (01/09) kemarin, IMPARA Semarang menampilkan barongan di acara Penarikan KKN Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) ke XX yang dilaksanakan di halaman kampus I Unwahas dengan serangkaian acara karnaval, bazar, ekspo, pentas seni, dorprize dan jalan sehat.

AKSI : Kesenian asli Blora tampil di depan Rektor Unwahas dan jajarannya, beberapa camat di Kota Semarang beserta ratusan mahasiswa Unwahas. Senin (01/09) kemarin.
[ISTIMEWA]
Dalam kegiatan tersebut, Seni Barong Sekar Joyo dibawakan oleh kelompok KKN I-IV Kecamatan Gajahmungkur yang tergabung dalam kelompok Pentas Seni I. Ketua KKN kelompok III, Rusmanto mengatakan inisiatif menampilkan Barongan Blora tidak lain agar para pemuda lebih mencintai dan melestarikan budaya.
"Selama ini pemuda haus akan kebudayaan yang sekarang ini digantikan oleh zaman yang modern, dimana para pemuda tidak lagi begitu paham dengan budaya, bahkan mereka lebih suka budaya dari luar negeri," imbuh mahasiswa Fakultas Teknik tersebut.
Kesenian asli Kabupaten Blora tersebut tampil meriah bahkan mampu memukau Camat Gajahmungkur, Gunung Pati, dan Mijen Semarang serta rektor, wakil rektor III dan seluruh dekan Unwahas yang hadir dalam acara tersebut.
"Semoga dengan adanya generasi muda yang mau melestarikan budaya seperti barongan Blora ini, budaya leluhur akan tetap lestari. Untuk itu, mari berkaca pada pertunjukan barongan Blora , karena penuh pesan yang bagus dalam pertunjukannya," ujar Muhtarom HR, Rektor Unwahas.
Sedangkan camat Gajahmungkur, Sudarmadji Muljono dalam sambutannya memasrahkan kembali mahasiswa KKN kepada Rektor Unwahas Semarang. Disela-sela sambutannya ia juga mengajak untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi lainnya serta menyambut baik penampilan seni budaya asli Blora tersebut.
TIDAK SOPAN : Salah satu yang ditampilkan dalam pertunjukan siang itu, Barongan memanjat atap panggung yang mencerminkan 'pethakilan' dari barongan itu sendiri. Manusia harus mampu menahan nafsu seperti itu.
[ISTIMEWA]
Wakil ketua IMPARA Semarang pusat, Ahmad Eko Julianto menambahkan setiap manusia harus bisa ngemong nafsu angkara murka seperti pada tingkah laku pada Barongan. Manusia itu pethakilan seperti Bujangganong dan terkadang menyeramkan seperti Barongan yang menjadi tokoh utama.
"Dari pertunjukan siang ini, kami mengajak manusia untuk bercermin pada tingkah laku pertunjukan Seni Barong yang dibawakan oleh rekan-rekan KKN," sambungnya disela-sela pertunjukan.
KOMPAK : Dua ekor barongan yanng dimainkan mahasiswa KKN Unwahas tampak kompak dan beraksi seirama dengan musik yang ditabuh oleh pemain musik.
[ISTIMEWA]
Ketua Umum IMPARA Semarang Komisariat Unwahas, Dian Jati Wahyuni sangat mengapresiasi semangat jiwa muda mahasiswa yang tergabung dalam organisasi daerah yang berasal dari Kabupaten Blora khususnya mahasiswa Unwahas yang telah menampilkan Seni Barong Sekar Joyo, grup kesenian asli budaya Blora milik IMPARA Semarang kepada kalangan mahasiswa.
"Semoga dengan penampilan ini membuat organisasi IMPARA Semarang lebih dikenal dan tambah guyup rukun seduluran selawase kedepanya," tandasnya.
"Selama kegiatannya positif, saya selalu mendukung teman-teman. Apalagi konsep yang diusung kali ini menggajak umat manusia untuk berkaca pada tingkah laku pertunjukan seni Barong, itu sangat hebat seperti Semarang Hebat," pungkas Ketua Umum IMPARA Pusat, Siti Ayum Fitriana.

Kontributor   :    Humas IMPARA Semarang 

Redaktur       :    LAKNA 17 'UN



Posting Komentar

0 Komentar