Karawitan Wanita Desa Pelem Lakukan Acara 'Suran'


DOA BERSAMA : Kasdi (Pelatih Karawitan 'Timbul Laras') sedang memimpin doa acara Suran di Desa Pelem 002/I, Kec. Blora. Kamis malam (20/9).
[LAKNA TULAS 'UN/BLORA UPDATES]
BLORA-Bulan Suro merupakan bulan awal pada kalender Jawa. Pada bulan ini tidak sedikit organisasi melakukan tasyakuran atau hanya untuk melakukan doa bersama dengan para anggota yang tergabung dalam suatu organisasi. Salah satunya Paguyuban Karawitan Jawi Putri 'Timbul Laras'.
Kamis Pon (20/9) malam, ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi tersebut melakukan syukuran suran bersama di rumah pelatihnya, Desa Pelem 002/I, Kec. Blora.
Pelatih karawitan, Kasdi mengatakan karena baru berdiri dua tahun yang lalu, acara suran baru diadakan dua kali ini, tahun lalu diadakan di rumah salah satu anggota. Meski sempat ada kisruh internal, namun anggota tetap mengikuti acara tersebut dengan khusyu'.
"Semua hari itu baik, namun kata orang-orang dulu itu Jumat merupakan hari paling baik di antara hari-hari yang lain. Makanya saya memilih malam Jumat Wage untuk melakukan acara suran Paguyuban Karawitan Jawi 'Timbul Laras' yang anggotanya dari ibu-ibu bakul blonjo ini," imbuh Kasdi.
Acara setahun sekali tersebut juga dihadiri oleh dalang dari desa setempat yakni Ki Jan nDorik, suami dari ibu-ibu yang tergabung dalam karawitan tersebut, pengrawit senior yakni Ngarpan dari Desa Jepangrejo serta beberapa warga sekitar dan para penggemar karawitan.
Tepat pukul 20.00 WIB, Kasdi memimpin doa yang disaksikan oleh para anggota. Kemudian setelahnya makan bersama dan menikmati ambeng, setelah itu mereka melakukan latihan bersama gedhing-gending Jawa dan iringan wayang kulit seperti biasanya dan dipimpin oleh palatihnya hingga pukul 23.00 WIB.
MAKAN BERSAMA : Setelah 'ambeng' didoakan bersama, kemudian dinikmati bersama oleh anggota dan suaminya serta beberapa penggemar lainnya.
[LAKNA TULAS 'UN/BLORA UPDATES]
Perlu diketahui, paguyuban karawitan ini dulunya bernama 'Putri Ngesti Laras'. Namun pada malam hari tersebut resmi berganti nama menjadi 'Timbul Laras'. Makna tersebut memiliki arti dan sejarah yang begitu dalam untuk Desa Pelem.
LATIHAN : Setelah acara berdoa dan makan bersama, para wanita anggota 'Timbul Laras' melakukan latihan bersama hingga pukul 23.00 WIB.
[LAKNA TULAS 'UN/BLORA UPDATES]
"'Timbul Laras', kata timbul itu dari Bahasa Jawa yang artinya baru muncul. Ini merupakan sejarah untuk Desa Pelem karena baru kali ini muncul karawitan Jawi yang anggotanya dari ibu-ibu, rencana ke depan saya sudah menyuruh salah seorang laki-laki untuk biar mencari teman dan membuat grup karawitan khusus laki-laki. Sedangkan yang ibu-ibu ini saya sudah bisa menilai kalau mereka sudah lancar, bahkan sudah berkali-kali mengiringi pentas wayang kulit, terutama Dalang Jan nDorik," ujar Kasdi kepada Blora Updates.
JOGET : Nyaman (warga Desa Pelem) sedang berjoget dan menikmati alunan musik gamelan yang ditabuh oleh ibu-ibu dari Desa Pelem.
[LAKNA TULAS 'UN/BLORA UPDATES]
Harapannya setelah melakukan acara suran pada malam Jumat tersebut, seluruh anggota makin rukun dan tidak ada masalah internal seperti sebelumnya dan yang terpenting supaya makin banyak job yang menganggap karawitan tersebut, baik di acara Walimatul Khitan atau Walimatul 'ursy.


Reporter,

LAKNA 17 'UN

Posting Komentar

0 Komentar