Dalang Sigid 'Kolaborasikan' Wayang Kulit untuk Berdakwah di Blora bersama KH. Budi Harjono

RAMAI : Dalang Sigid dan KH. Budi Harjono ketika berkolaborasi di Blok T, Blora (Kota) kemarin. Terlihat Wakil Bupati, Arief Rahman dan perwakilan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) pusat, Kondang Sutrisno naik panggung. Sabtu (08/12) malam.
[LAKNA TULAS 'UN/BLORA UPDATES]
BLORA - Sabtu (08/12) tadi malam, Ki Sigid Ariyanto kembali membuat gebrakan baru di jagad pewayangan. Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Blora ke 269, ia tampil berbeda dengan biasanya. Kali ini ia berkolaborasi dengan KH Budi Harjono. Pada pagelaran wayang kulit semalam suntuk tersebut, Dalang Sigid, sapaan akrabnya, tidak hanya menjalankan tugasnya sebagai dalang saja, namun ia juga berdakwah dengan didampingi oleh kyai yang berasal dari Semarang tersebut.
Tepat pukul 23.00 WIB, sesi limbukan dimulai dengan menghadirkan KH. Budi Harjono naik di atas panggung. Sesi yang biasanya untuk bersenang-senang dengan menembangkan lagu dolanan tersebut berubah total dengan digunakan untuk berdakwah. Kyai asal Kota Semarang tersebut menyampaikan isi dakwahnya dengan menggunakan materi seputar pewayangan. Seperti asal mula penyebaran Islam di tanah Jawa hingga makna yang terkandung di setiap gerakan langen beksan tayub khas Kabupaten Blora tersebut.
"Jangan dianggep remeh, di dalam tarian tayub ini banyak sekali makna yang terkandung di dalamnya," kata Kyai Budi.
Kemudian ia meminta gendhing kepada Dalang Sigid serta meminta pesinden asli Blora, Eny Wulandari untuk mempraktikkannya selayaknya menjadi ledhek tayub. Selain Eny, bintang tamu Jolang juga diminta untuk menemani menari sinden asal Blora tersebut. Ketika Eny menari Kyai tersebut menerangkan makna yang tersirat dalam tariannya. Di kesempatan tersebut, Dalang Sigid juga minta wakil bupati, Arif Rahman untuk naik panggung bersama Kondang Sutrisno dari pengurus Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) pusat.
JOGET : Sesi Goro-Goro, bintang tamu, Jolang ketika sedang menghibur penonton di Blok T, Blora. Minggu (09/12) dini hari.
[LAKNA TULAS 'UN/BLORA UPDATES]
Pagelaran budaya dan dakwah tersebut mendapatkan reaksi positif dari masyarakat Blora. Jasmani, 63, mengatakan rasa senang bisa menyaksikan penampilan Dalang Sigid malam ini, sebab selain menguri-uri budaya Jawa, juga dapat mendapatkan ilmu agama.
"Saya baru tahu, kalau di dalam tarian tayub ternyata ada filosofinya agama," imbuhnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Sudarmaji, 57, ia mengharapkan mendapatkan barokah setelah menyaksikan pagelaran wayang kulit semalam suntuk tersebut.
"Saya sebenarnya ke sini buat nonton wayang kulit, tenyata sampai sini ada pengajian juga. Baru kali ini saya menyaksikan wayang kulit dan pengajian dalam satu panggung. Semoga nanti bisa mendapatkan berkah dari sang kyai. Kedepannya semoga Blora sering mengadakan seperti ini," harapnya.
PARIPURNA : Dalang Sigid sedang melakukan 'Tancep Kayon', pertanda pagelaran wayang kulit semalam suntuk telah usai. Minggu (09/12) dini hari.
[LAKNA TULAS 'UN/BLORA UPDATES]
Berbeda dengan Pujianto, penonton dari Kec. Japah yang lebih berkomentar pada suasana pagelaran pada malam itu. Ia mengutarakan bahwa penampilan Dalang Sigid malam itu sangat memukau. Namun suasana dan situasinya tidak seperti biasanya, sebab penataan lampu yang kurang tertata secara apik.
"Lampu-lampu sekitar panggung utama terlalu terang, apalagi lampu di belakang panggung yang menyala, membuat layar kelir tampak pucat. Selain itu, lampu di tenda tamu juga menyala," katanya kepada BLORA UPDATES.
Meski demikian, Ciput, sapaan akrabnya, tetap menikmati panampilan Dalang Sigid berdakwah dengan media wayang kulit bersama KH. Budi Harjono di Blok T tersebut. Ia mengaku jika anaknya tidak mengajak pulang, pasti ia akan menyaksikan sampai paripurna.

Reporter,
LAKNA 17 'UN

Posting Komentar

0 Komentar