Fenomena Penampakan Di Jembatan Jembar, Diduga Banaspati


Foto penampakan yang terekam kamera Tim Jelajah Blora di Jembatan Jenar-Beran.
Blora Updates – Paska kegiatan yang dilakukan Komunitas Jelajah Blora menguak misteri gerbang gaib kerajaan Nimas Randukuning Sekar Kenongo pada malam Selasa Kliwon, 10 Desember 2018 di Hutan Kota Randublatung menyisakan banyak pertanyaan terkait penampakan Orbs dan Ectoplasma dalam dokumentasi foto yang sempat terekam kamera Canon Digital Single Lens Reflex (DSLR) EOS 600D.

4 buah foto penampakan Obrs dan Ectoplasma di Hutan Kota Randublatung, Senin (10/12) malam.
“Sebetulnya tidak hanya dalam acara di Hutan Kota Randublatung kemarin saja, cukup sering kami menangkap penampakan gaib,” kata Koordinator Jelajah Blora Eko Arifianto, Kamis (13/12) siang di markas Jelajah Blora Jl. Sumodarsono 33.

Menurut keterangannya, jauh hari sebelumnya pada tanggal 15 November 2016 tepatnya pukul 18:38:19 WIB pada kegiatan jelajah misteri di Jembatan Jenar-Beran (Jembar) kameranya pun menangkap fenomena gaib di wilayah tersebut.

“Waktu itu saya bersama seorang kawan dari tim Jelajah Blora bernama Bruriya Setiawan paska hujan deras mendengar kabar bahwa terjadi longsoran pada proyek bangunan di dekat jembatan Jenar-Beran akibat hujan deras. Mendengar informasi itu kami pun terus meluncur ke lokasi,” ungkapnya.

Dalam pantulan sinar kamera yang menyeruak di kegelapan, terlihat pondasi dan kendaraan alat berat berada di bawah bersama tanah kuning kecoklatan dan tiang-tiang pancang. Sementara itu beberapa tong dengan palang kayu dan batu sengaja diletakkan di tengah jalan sebagai penghalang agar kendaraan tidak lewat sementara waktu.
Sesosok penampakan yang melesat cepat membelah kegelapan malam di Jembatan Jenar-Beran, (15/11/2016).
 
“Tak beberapa lama, terdengar suara letusan yang terdengar di kejauhan. Dari rerimbunan pohon-pohon bambu suaranya cukup keras terdengar. Bunyinya seperti petasan yang diletakkan dalam batang bambu yang tertutup. Letusannya keras seperti mengakibatkan batang bambu pecah,” jelasnya.

Menurutnya, suara letusan itu berpindah dari pohon satu ke pohon bambu lainnya dibarengi dengan suara gemerasak daun dan carang-carang bambu. Mendengar suara tak lazim tersebut, seorang kawan yang juga termasuk Tim Jelajah Blora yang akrab disapa Kathex, langsung menunjukkan kepada Eko asal suaranya. Tak ingin sia-siakan kesempatan, Eko pun langsung mengarahkan kamera ke tempat asal suara tersebut untuk mencoba mendokumentasikannya.

“Iya, beberapa kali masih terdengar suara letusannya. Namun kami berdua cukup kaget karena suara tersebut berjalan seperti mendekat dan semakin keras terdengar. Sepertinya ada kekuatan hipnotis yang membuat kita terpaku,” bebernya.

Bruriya Setiawan alias Kathex dengan wajah pucat merasakan aura dan suara penampakan di dekat jembatan Jembar.
Selanjutnya, keduanya merasa bahwa tanah di sekitaran jembatan Jenar-Beran bergetar. Suara letusan itu semakin mendekat. Bruriya seorang anggota Tim Jelajah Blora yang selama ini dikenal seorang pribadi tak kenal takut menyarankan untuk mundur atau lari.

“Sambil berjalan mundur tetap waspada, waktu yang hanya sekian detik itu saya gunakan untuk mengambil momen. Ya, jadilah foto penampakan itu,” tukasnya.

Terpisah, ketika Blora Updates mencoba menanyakan hal tersebut kepada salah seorang praktisi supranatural dari Kebumen, Ravie Ananda mengatakan bahwa Banaspati adalah ratunya kelelawar.

Ravie Ananda, spiritualis muda pendiri Yayasan Wahyu Pancasila.

"Ya, mungkin suara yang keras terdengar itu pertanda Banaspati sedang keluar. Dalam kawruh Jawa, Banaspati adalah ratunya kalong, masuk dalam jenis hewan bangsa halus. Wujudnya mirip kalong tapi gaib. Masuk dalam golongan brekasakan. Nyecep getih. Akeh kewan mati misterius. Bisa juga manusia. Gosong. Seperti tersedot darahnya. Adapun yang terlihat menyala adalah liurnya yang menetes. Wujud Banaspati mirip visual relief yang terdapat di atas pintu candi," terang spiritualis muda pendiri Yayasan Wahyu Pancasila ini.

Temuan fenomena gaib di jembatan Jembar Kabupaten Blora juga mendapatkan respon dari pemerhati metafisika Widodo Dripp, bahwasanya sebuah kajian khusus terkait dengan hal tersebut diperlukan.

“Iya, memang harusnya ada penelitian tentang fenomena seperti ini. Semacam anomali hukum fisika dan kimia. Bukan dari sisi kleniknya. Memang ada dimensi ke sekian, di mana tidak berlaku hukum dimensi ruang dan dimensi waktu. Dan ada makhluk-makhluk ciptaan Allah yang hidup di dimensi tersebut,” pungkasnya.  (*)


Posting Komentar

0 Komentar