Mahasiswa KPI IAIN Salatiga, 'Tengok Sejarah' ke Monumen Pers Nasional

FOTO KENANGAN : Sika Nurindah dan mahasiswa semester VII Jurusan KPI. Jurnalistik foto bersama dengan petugas Monumen Pers Nasional. Kamis (06/12) siang tadi.
[ISTIMEWA]
SURAKARTA - Kamis (06/12) pagi tadi, sebanyak 22 mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga melakukan kunjungan ke Monumen Pers Nasional. Kunjungan tersebut dilakukan guna menengok sejarah masalalu mengenai dunia kewartawanan, dalam mata kuliah konsentrasi Jurnalistik di semester tujuh.
Salah satu dosen, Sika Nurindah mengatakan karena ia mengampu mata kuliah Sejarah Media Cetak, maka ia mengajak seluruh mahasiswanya untuk study tour ke Monumen Pers Nasional yang terletak di tengah-tengah kota itu.
Ia menambahkan dengan mengadakan kunjungan seperti itu, maka seluruh mahasiswa dapat mengetahui sejarah pers sebenarnya. Dengan studi ke museum langsung maka mereka dapat dengan mudah menggali informasi secara langsung dengan pakarnya.
"Tujuan  berkunjung ke monumen ini supaya mahasiswa dapat mengetahui sejarah perjalanan pers dari era dulu sampai sekarang. Perjalanannya seperti apa ? Percetakan jaman dulu seperti apa ? dan masih banyak lagi," imbuh Sika Nurindah kepada BLORA UPDATES di sela-sela kunjungan.
MEMANDU : Petugas Monumen Pers Nasional sedang mengenalkan alat cetak tempo dulu dan preses percetakan koran kepada mahasiswa. Kamis (06/12) siang tadi.
[LAKNA TULAS 'UN_BLORA UPDATES]
Tepat pukul 10.00 WIB, rombongan sampai di museum dan langsung disambut oleh petugas museum. Di sana petugas memaparkan profil dari museum melalui video berdurasi tiga belas menit. Lalu dilanjutkan menyusuri sudut demi sudut ruangan yang berisi benda-benda pers bersejarah dengan dipandu oleh petugas museum. Tak lupa petugas mengenalkannya satu persatu koleksi yang ada, mulai dari alat percetakan tempo dulu hingga koran maupun majalah terbitan tahun 1900-an, baik dalam bentuk fisik maupun yang sudah terdokumentasikan di komputer.
Kunjungan tersebut disambut positif oleh seluruh mahasiswa, terbukti mereka tampak menikmati saat berada di museum dan bertanya untuk menggali informasi.
Umi Kamila, 21, mengungkapkan kesan senang karena baru pertama kali berkunjung ke Monumen Pers Nasional. "Saya tidak banyak berkomentar. Dengan kunjungan ini, saya bisa tahu alat-alat percetakan dulu kayak apa. Bisa bayangin gimana susahnya jadi jurnalis waktu itu. Berbeda dengan sekarang yang semakin mudah dan semakin canggih, tapi banyak yang menyalahgunakan," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa alat pada jaman dahulu sangat klasik sehingga proses percetakannya membutuhkan waktu agak lama. Meski demikian namun isi beritanya fakta dan bermutu. Berbeda dengan sekarang yang semakin canggih alat-alatnya sehingga dapat rawan untuk disalahgunakan seperti menyebarkan berita hoax.
Lain halnya dengan Fahmi, 20, meski ia senang mengikuti kunjungan ke monumen yang dibangun tahun 1918 ini, namun ia sangat menyayangkan karena tidak ada susunan acaranya. "Saya senang sekali diadakan studi semacam ini. Tapi seharusnya ada rundown acaranya, biar engga bingung mau jalan-jalan kemana aja setelah kunjungan ke tempat bersejarah," kritiknya.
EKSIS : Sika Nurindah foto bersama mahasiswanya seusai kunjungan Monumen Pers Nasional. 
[ISTIMEWA]
Diketahui, setelah berkunjung meraka bingung untuk memilih tempat wisata. Sebagian dari mereka ada yang ingin ke mall, dan sebagian ingin ke tempat wisata lainnya. (LAKNA 17 'UN)

Posting Komentar

0 Komentar