Kalapas Blora Dedi Cahyadi ( kaos berkerah merah ), didampingi Sudiarto selaku Kepala Keamanan Rutan ( kaos berkerah abu abu ) |
Blora - Muncul desas-desus mengenai Rumah tahanan (rutan) Kelas II B Blora dituding lalai dalam penanganan kesehatan penghuni rutan merebak luas. Kabar adanya penghuni rutan yaitu terdakwa titipan jaksa Pengadilan Negeri telah meninggal dunia membuat kaget banyak orang.
Sutono alias Barongan yang ditahan di Rumah Tahanan (rutan) kelas II B Blora meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Blora pada Jumat (16/07) kemarin. Sutono masih berstatus sebagai terdakwa dugaan penebangan kayu di hutan negara. Sedangkan sidang lanjutannya akan digelar oleh Pengadilan Negeri (PN) Blora pada tanggal 28 Juli 2021 nanti.
Agus Susanto, Direktur LBH Kinasih Cepu selaku kuasa hukum korban merasa adanya kelalaian dari Rutan Blora dalam penanganan kesehatan penghuni Rutan.
“Kondisi kesehatan klien sendiri sangat buruk ketika dibawa ke Rumah Sakit. Parahnya, kondisi klien membuat ia tidak dapat diselamatkan lagi. Kami menuntut tanggung jawab Rutan Blora atas meninggalnya terdakwa titipan jaksa klien kami,” terang Agus melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (17/07).
Agus menceritakan, pada tanggal 16 Juli 2021, LBH Kinasih Cepu dihubungi oleh keluarga klien. Mereka mengabarkan, jika ada orang dari Rutan Blora yang tiba-tiba menghubungi istri klien sekitar pukul 08.00 WIB pagi.
“Istri klien dikirimi foto yang memperlihatkan suaminya terbaring sakit. Istri klien sangat panik. Ini dikarenakan sebelumnya, klien menghubunginya dari Rutan untuk meminta uang sebesar Rp 3.500.000. Klien bercerita jika ia mendapat intimidasi untuk membayar uang blok di dalam rutan. Akan tetapi, klien tidak memberitahu siapakah yang meminta uang tersebut. Apakah dari pihak petugas, ataukah dari napi penghuni rutan? Ia hanya diminta untuk mentransfer uang tersebut ke rekening atas nama Catur Sri Suharti,” jelas Agus.
Keluarga klien merasa bingung dan ketakutan, lanjut Agus, takut terjadi hal buruk terhadap klien, baik berupa intimidasi hingga kekerasan fisik dikarenakan mereka belum memenuhi permintaan tersebut. Akhirnya, pihak keluarga segera menghubungi LBH Kinasih Cepu mengenai perihal ini.
“Tentunya hal ini sangat mengejutkan, karena tidak ada kabar dari Rutan kepada LBH Kinasih Cepu mengenai kondisi klien,” tambahnya.
Ditemui terpisah di Lembaga Permasyarakatan ( Lapas ) Blora pada Minggu (18/7/2021) pukul 16:00 WIB, Kepala Rutan Kelas IIB Blora Dedi Cahyadi didampingi Sudiarto selaku Kepala Keamanan Rutan membenarkan kejadian tersebut. Dirinya menjelaskan bahwa korban dititipkan di rutan sudah 10 hari.
Dalam wawancara tersebut Kalapas menjelaskan bahwa tidak ada intimidasi, melainkan Almarhum meninggal karena sakit sesuai hasil Pemeriksaan dari RSUD. Sedangkan adanya Transfer yang dimaksud keluarga korban, bukan dilakukan oleh pihak Lapas, melainkan kesepakatan antara kedua belah pihak yang berada dalam tahanan.
“ Jam 10:00 WIB kami rujuk ke RSUD dan alhamdulillah langsung diterima. Dari Lapas kami antar menggunakan kursi roda, lalu kami naikan ke Kendaraan, sampai RSUD langsung ditangani oleh Tim Dokter. Kalau untuk diagnosa kemarin, gangguan elektrolit dan penyakit gula yang cukup parah informasi dari Tim Dokter”, Ucap Dedi Cahyadi.
“Terkait adanya intimidasi dan permintaan uang, dalam hal ini saya tegaskan bahwa saya sempat kroscek ke Petugas, bahwa hal tersebut tidak ada. Tadi pagi saya buat sprint dan membentuk tim kira kira siapa dalam blok ini yang tahu persis terkait dengan masalah uang ini. Ada yang mengaku memang, salah satu dari penghuni blok, namanya BI alias Benggol”, ungkap Pria asal kota Bima, Nusa Tenggara Barat ini.
“Bagaimana kronologisnya ? ijin bapak, memang kemarin, kami dimintai tolong oleh Almarhum untuk menghubungi keluarga untuk kebutuhan dia. Akhirnya difasilitasilah ini oleh Mas Benggol. Dia menghubungi, dan ada beberapa warga yang menyaksikan. Begitulah Obrolan mereka ( Petugas dan Benggol ). Uang itu untuk apa ? yang bersangkutan katanya Uang untuk kebutuhan dia disini. Mungkin disitu karena dia lemah, bantu bantu dia untuk nyuci baju dan lainnya”, Kalapas Menambahkan.( Yoyok - Red )
Video Wawancara Lengkap Bersama Kalapas Blora
0 Komentar