Blora Updates - Nasib tak mengenakan dialami oleh warga Kabupaten Blora ketika hendak menjemput anaknya pulang sekolah. Ketika melintas di lokasi pengerjaan proyek perawatan jalan di Jalan Gunandar, Blora Kota, Jawa Tengah, Kaki Ibu Muda tersebut terkena percikan aspal goreng hingga menyebabkan pincang.
Peristiwa tersebut diduga karena pekerja proyek diduga teledor atau tidak memberlakukan buka tutup jalur.
“Plang peringatan sudah ada. Saat Saya lewat naik motor, sudah di luar plang batas perbaikan jalan. Mungkin pekerja yang pegang aspal tidak melihat pengguna jalan, padahal kalau itu lalu lintas sedang padat sekitar jam 11:45 wib,” kata Susi, Korban warga Blora Kota, Selasa (19/4/2022).
Ibu dua anak yang kini berusia 29 tahun tersebut menuturkan bahwa rasa sakit dirasakan jeda 20 menit pasca pulang dari menjemput sekolah putri pertamanya.
“Ketika tersiram aspal panas tersebut saya sontak berteriak kesakitan, tapi pekerja yang membawa aspal tersebut mungkin tak menyadari. Saya pun lanjut jemput anak sekolah, hingga rasa sakit saya sadari ketika tiba dirumah,” ungkapnya.
Sambil menangis Susi mengabarkan ke Suami, dan selanjutnya langsung merujuknya membawa ke Rumah Sakit Umum Blora dan mendaftarkannya dengan kartu BPJS.
"Menurut Rumah Sakit, ada luka bakar akibat tersiram aspal goreng pada kaki kiri. Kata Dokter harus kontrol 2 hari sekali. Kondisinya sekarang untuk jalan agak pincang," terang suami Susi.
Suami Susi melanjutkan ketika di Rumah Sakit, istriny dijenguk perwakilan Dinas PUPR Blora sebanyak 3 orang, yakni 1 perempuan dan 2 laki-laki.
"Setiba dirumah, tadi dikabari Istri, bahwa Anak saya yang kecil sempat menangis ketika menunggu di RSUD minta susu. Dan anak saya diberi 200 ribu dari salah satu penjenguk dinas," ungkapnya.
Kondisi terbaru kaki Korban Susi pasca terkena percikan aspal goreng pengerjaan Proyek. |
Sementara itu, Kepala DPUPR Kabupaten Blora Sam Gautama Karnajaya ketika dikonfirmasi Times Indonesia malam tadi mengatakan bahwa mendengar kabar tersebut timnya sudah menjenguk ke Rumah Sakit.
“Iya, benar tadi sudah menjenguk ke Rumah Sakit dan diantar pulang," ucapnya.
Samgautama pun menjelaskan kemungkinan yang terjadi. "Karena tadi yang bersangkutan tidak berhenti. Dia mungkin sedang terburu-buru dan ambil jalan lewat kiri. Itu kan seharusnya tidak boleh," paparnya.
Terkait ide buka tutup jalan agar tidak timbul korban, Samgautama menjelaskan bahwa hal tersebut akan dilakukan dalam pengerjaan proyek pemeliharaan ketika pengerjaan jalan cukup panjang. "Kalau cuma sekedar perawatan perbaikan jalan 5 sampai 10 meter masak harus buka tutup? nanti malah menimbulkan macet," sahutnya.
Samgautama berharap peristiwa ini untuk tidak dijadikan bahan saling menyalahkan. "Masyarakat kalau ada rambu rambu harus hati-hati dan jangan menerobos," imbuhnya.
Sementara itu, berkaca dari pengerjaan proyek di kota besar yang dilakukan pada malam hari disaat lalu lintas agak sepi, Samgautama pun memberikan penjelasan.
"Itu pengerjaan jalan provinsi juga siang hari, Di Blora umumnya siang. Malam itu misalnya ngecor, karena ada ketentuan, bahwa suhu tidak boleh panas sekali. Sehingga dilakukan sore sampai malam. Ya kalau ada yang bilang begitu kemungkinan kurang paham secara tehnis. Kalau aspal harusnya malah siang. Kalau hujan ya berhenti," ungkapnya.
Terkait biaya pengobatan, Samgautama menjawab singkat, "Tadi mau ditangani PU, namun ternyata pihak Keluarga Korban sudah membayar sendiri menggunakan BPJS," pungkasnya. (Yoyok)
0 Komentar