Rani Yuliasih, bersama LBH Kinasih usai pemeriksaan |
BLORA UPDATES - Kasus penebangan 2 batang kayu di hutan negara yang mengakibatkan seorang terdakwa meninggal dunia, alm. Sutono berlanjut. Saksi kunci dari keluarga terkait permintaan transfer 3.5 Juta, diduga pungli guna bayar Blok akan dihadirkan untuk pemeriksaan di Kepolisian..
Sutono meninggal di RSUD Blora
merupakan titipan dari Pengadilan Negeri (PN) Blora, yang ditahan di Rumah
Tahanan (Rutan) kelas IIB Blora. Saat Sutono di dalam Lapas sempat menelpon keluarga, agar mengirim
sejumlah uang ke Rekening atas nama Catur Sri Suharti.
Mencuat kabar cara permintaan transfer uang ke rekening ketika didalam
lapas adalah modus lama yang dilakukan berulangkali dan merupakan transaksi
kejahatan teroganisir.
Beberapa orang sudah diperiksa Kepolisian, untuk dimintai keterangan
terkait kasus tersebut. Diduga ada oknum pegawai rutan, oknum orang dalam
rutan, dan oknum orang diluar rutan, yang terlibat.
Tim LBH Kinasih Cepu
yaitu Agus Sutanto, Lukito SH, Habibi Nasution, bersama Rani Yuliasih (istri alm. Sutono),
serta Pandu (orang tua Rani Yuliasih) didampingi
Kuasa Hukum, Darda Syahrizal, serta Ahmad Rohadi, memenuhi panggilan dari
Polres Blora, untuk menceritakan kronologis masalah percakapan antara oknum
Pegawai Rumah Tahanan (Rutan) kelas IIB Blora dengan Rani terkait permintaan
sejumlah uang untuk bayar blok. (13/8).
Lukito. SH mewakili tim mengatakan, bahwa Rani Yuliasih diberikan beberapa pertanyaan oleh unit 2 (Tipikor) Polres Blora,
antara lain terkait awal proses komunikasi dari alm Sutono ke istrinya, permintaan uang Rp.3.500.000 untuk apa, proses
pengiriman uang yang dikirim keluarga melalui apa, serta dikirim ke siapa.
"Awal proses ini bisa
mengungkap dugaan adanya pungli di Rutan Blora. Karena nomer rekening ada, dan
saksi dari keluarga juga ada," ucap Lukito, Sabtu (21/8/2021).
"Pada prinsipnya, dari
proses itu semua bisa terbongkar. Siapa aktor intelektualnya, siapa yang
diperintah, dan siapa saja yang terlibat," tambah Lukito.
Sementara itu Rani Yuliasih saat
diwawancarai awak media mengatakan bahwa, belum ada satu pihak pun, yang datang
kerumahnya, untuk memberikan ucapan bela sungkawa. Apalagi yang memberikan
santunan, baik itu dari Rutan kelas IIB Blora, Pengadilan Negeri (PN) Blora,
ataupun Pemkab Blora.
"Saya mohon bantuannya mas,
biar suami saya dapat keadilan. Oknum-oknum
yang terlibat bisa secepatnya tertangkap, serta diberi sanksi yang
seberat-beratnya," harap Rani.
"Kata bapak saya (Pandu),
waktu dimandikan jasad suami saya ada bekas lebam warna biru di dadanya,"
tambah Rani. (Yoyok/Red)
Berita Terkait
Desas-desus Pungli Rp 3,5 Juta, Kalapas Blora : " Itu Kesepakatan Sesama Warga Tahanan "
Dugaan Pungli Rp3,5 Juta dan Intimidasi di Rutan Blora, Gus Asim : " Kasus Ini Sangat Janggal "
Dugaan Kelalaian Rutan Hingga Terdakwa Meninggal, Dasum : "Bebaskan Biaya RSUD !"
Kisah Pilu Warga Miskin Blora, Ketika Suami Meninggal Saat Masih Jadi Terdakwa
2 Pengamat Hukum Meminta Polisi Membuka Rekening Penampung Dugaan Pungli Di Blora
Video Terkait Penjelasan Lapas
0 Komentar